Acara peresmian bangunan baru Masjid Jami’ Nurul Huda Kelurahan Loa Bakung menjadi semakin lebih bermakna dengan adanya ceramah yang disampaikan oleh Habib Alwi bin Ali Al-Habsy dari Jakarta.
Dalam ceramah yang mengandung pelajaran berharga, Habib Alwi menuturkan tentang adanya peristiwa yang dimuat di dalam sebuah hadist yang boleh jadi bisa sebagai bahan instrospeksi bagi segenap ummat Islam, apakah sudah mencontoh ahlaq dan perilaku Nabi SAW dalam kehidupan sehari-hari terkait sikap dan perilakunya kepada sesama manusia.
Hadis tersebut artinya adalah sebagai berikut: “ Dari Anas bin Malik radhiyallahu anhu, beliau berkata, Seorang Arab Badui pernah memasuki masjid, lantas dia kencing di salah satu sisi masjid. Lalu para sahabat menghardik orang ini. Namun Nabi shallallahu alaihi wa sallam melarang tindakan para sahabat tersebut. Tatkala orang tadi telah menyelesaikan hajatnya, Nabi shallallahu alaihi wa sallam lantas memerintah para sahabat untuk mengambil air, kemudian bekas kencing itu pun disiram”. (HR. Bukhari no. 221 dan Muslim no. 284)
Tentang suku Badui dijelaskan oleh habi alwi bahwa suku ini adalah sebuah suku pengembara yang ada di Jazirah Arab. Sebagaimana suku-suku pengembara lainnya, suku Badui berpindah dari satu tempat ke tempat lain sembari mengggembalakan kambing. Suku asli adalah suku asli di Arab. Perawakan suku Badui dengan mudah dapat langsung dikenali karena begitu khas, sebagaimana ditulis dalam buku sejarah Arab: suku ini berperawakan tinggi,
Tentang suku Badui dijelaskan oleh habi alwi bahwa suku ini adalah sebuah suku pengembara yang ada di Jazirah Arab. Sebagaimana suku-suku pengembara lainnya, suku Badui berpindah dari satu tempat ke tempat lain sembari mengggembalakan kambing. Suku asli adalah suku asli di Arab. Perawakan suku Badui dengan mudah dapat langsung dikenali karena begitu khas, sebagaimana ditulis dalam buku sejarah Arab: suku ini berperawakan tinggi,
dengan hidung mancung. Lain halnya dengan suku pendatang yang ada di Arab, suku Badui tetap mempertahankan budaya dan cara hidup mengembara.
Apa yang termuat di dalam hadist tersebut telah memberikan pelajaran berharga bagi ummat Islam agar dapat menahan diri menghindari emosi dalam menghadapi sebuah kemungkaran, karena apabila mencegah kemungkaran dengan cara kemungkaran yang lain maka berarti tidak dapat mengatasi persoalan.
Pelajaran lain yang dapat dipetik dari hadist tersebut adalah memberitahu bahwa: 1) air kencing adalah najis, 2) ada kewajiban untuk membersihkan najis di masjid, 3) dilarang kencing di masjid, 4) setiap kemungkaran perlu dicegah, tetapi perlu dilakukan dengan cara yang tidak menimbulkan kemungkaran lain, 5) Nabi Muhammad SAW memiliki ahlaq dan perilaku mulia dalam menyikapi ummatnya, 6) Membersihkan najis di dalam masjid harus dilakukan segera, 7) hukum membersihkan najis di masjid adalah fardhu kifayah, 8) ada sebuah kaedah yang sudah masyhur di tengah-tengah para ulama yaitu jika kemungkaran tidak dapat dihilangkan kecuali dengan kemungkaran lain yang lebih besar, maka kemungkaran ini tidak boleh diingkari, 9) melarang suatu kemungkaran perlu menjelaskan sebab kenapa melarang, 10) setiap orang tatkala berinteraksi dengan lainnya, hendaklah menyikapinya sesuai dengan keadaannya.